Saksi Bisu Keruntuhan Sebuah Dinasti
Candi Singosari bukan sekadar tumpukan batu andesit dari masa lampau, tetapi sebuah monumen sejarah yang menyimpan kisah besar tentang kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Singosari. Candi ini adalah pendharmaan untuk Raja Kertanegara, penguasa terakhir Singosari yang visioner, penggabung kekuatan politik dan spiritual melalui ajaran Siwa–Buddha Tantrayana. Keunikannya terletak pada kenyataan bahwa candi ini tidak pernah selesai dibangun, menjadikannya simbol nyata dari tragedi yang menutup riwayat kerajaan besar tersebut.
Gema Sejarah dari Puncak Kejayaan hingga Keruntuhan
Pendharmaan untuk Kertanegara
Candi Singosari dibangun untuk menghormati arwah Raja Kertanegara (wafat 1292 M), sosok pemimpin besar yang memiliki cita-cita menyatukan Nusantara melalui konsep Cakrawala Mandala Nusantara. Ia juga merupakan penganut aliran Tantrayana Bhairawa, yang memadukan ajaran Hindu dan Buddha secara sinkretis.
Di candi ini pernah ada tiga arca yang mewakili konsep Trikaya, yaitu Bhairawa (wujud Siwa-Buddha), Ardhanari (gabungan Siwa dan Sakti), dan Jina Aksobhya (wujud Buddha pencerahan). Semua ini memperlihatkan kedalaman spiritual dan filosofi yang dianut sang raja.
Terhenti oleh Pemberontakan
Pembangunan candi terhenti akibat pemberontakan Jayakatwang yang menewaskan Kertanegara. Bukti arkeologis menunjukkan banyak relief dan arca yang belum selesai dipahat. Pada masa Majapahit, sekitar 60 tahun kemudian, Gajah Mada melakukan penyempurnaan atau peresmian ulang sebagai bentuk penghormatan terhadap sang raja pelopor persatuan Nusantara.
Dengan demikian, Candi Singosari bukan hanya peninggalan Kerajaan Singosari, tetapi juga simbol penghormatan dari Majapahit terhadap leluhurnya.
Dari Reruntuhan hingga Cagar Budaya Nasional
Candi ini ditemukan kembali pada 1803 oleh Nicolaus Engelhard, lalu dipugar antara tahun 1934–1937 oleh pemerintah Hindia Belanda. Akhirnya, pada 21 Juli 1998, pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai Cagar Budaya Nasional.
Arsitektur dan Filosofi Kosmologis
Fusi Siwa–Buddha dalam Arsitektur
Candi Singosari menampilkan ciri khas gaya arsitektur Jawa Timur, berbeda dengan gaya tambun Jawa Tengah seperti Prambanan. Bentuknya ramping dan menjulang, berdiri di atas alas bujur sangkar berukuran 14 x 14 meter dengan tinggi sekitar 14 meter. Material utama yang digunakan adalah batu andesit.
Atapnya unik karena terdiri dari dua bagian: bawah berbentuk ruangan kecil dengan relung di setiap sisi, dan puncak berbentuk meru bertingkat—meskipun sebagian sudah runtuh.
Triloka: Replika Gunung Meru
Candi Singosari mengikuti konsep Triloka, yaitu tiga tingkatan kosmos:
- Bhurloka (kaki): dunia manusia,
- Bhuwarloka (tubuh): dunia para dewa rendah,
- Swarloka (atap): alam para dewa utama.
Menariknya, bagian kaki dibiarkan polos tanpa relief, menunjukkan perbedaan besar dengan candi lain pada masanya.
Anomali: Ruang Utama di Kaki Candi
Ruang suci utama (garbhagriha) justru terletak di bagian bawah, bukan di tubuh candi. Ini menunjukkan pengaruh Tantrayana Bhairawa, yang memusatkan ritual pada elemen bumi sebagai simbol kekuatan dasar spiritual. Arsitektur ini menggambarkan proses pencerahan yang dimulai dari dunia bawah.
Simbolisme Relief

Pahatan Kepala Kala di atas pintu menggambarkan penjaga waktu dan kematian. Motif teratai (padma) melambangkan kesucian dan kelahiran kembali. Relief singa yang saling berhadapan serta flora-fauna memperkuat nuansa sakral dan simbolisme kosmis.
Para Penghuni Batu
Dwarapala – Penjaga Welas Asih

Sekitar 300 meter dari candi berdiri dua arca Dwarapala raksasa setinggi hampir 4 meter, terbesar di dunia. Berbeda dari penjaga lain, gada mereka menghadap ke bawah—lambang keramahan dan kasih, bukan ancaman. Atribut ular dan tengkorak pada tubuh mereka menunjukkan pengaruh ajaran Tantra.Arca-Arca di Ruang Suci
Dulu di dalam candi terdapat Lingga-Yoni, simbol kesatuan Siwa dan Shakti. Arca Agastya masih berada di sisi selatan, sementara arca Durga dan Ganesha telah hilang.
Selain itu, arca Prajnaparamita—dewi kebijaksanaan yang sering dikaitkan dengan Ken Dedes—ditemukan di sekitar situs dan kini disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Kembalinya Arca yang Hilang
Pada 2023, Belanda secara resmi mengembalikan empat arca utama Candi Singosari (Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha) ke Indonesia. Peristiwa ini menjadi momen penting dalam sejarah pelestarian warisan budaya dan simbol dekolonisasi.
Panduan Kunjungan

Lokasi dan Akses
- Alamat: Jl. Kertanegara No.148, Candirenggo, Singosari, Malang.
- Dari Malang: ±25 menit ke utara arah Surabaya.
- Dari Surabaya: melalui Tol Surabaya–Pandaan–Malang (keluar di Karanglo/Singosari).
- Kereta: turun di Stasiun Singosari, lanjut jalan kaki atau ojek.
- Angkot: rute LA, KS, atau SS.
Etika dan Peraturan
- Dilarang menaiki atau memasuki bilik candi (kecuali untuk ritual/penelitian berizin).
- Dilarang vandalisme, wajib menjaga kebersihan.
- Fotografi diperbolehkan untuk pribadi, tapi butuh izin untuk komersial.
- Wanita haid disarankan tidak naik ke area suci.
Penerapan aturan ini menjadikan pengunjung bagian aktif dalam pelestarian cagar budaya.
Informasi Praktis
Kategori | Detail |
---|---|
Jam Operasional | Setiap hari, 07.00–17.00 WIB |
Tiket Masuk | Gratis (sumbangan sukarela) |
Fasilitas | Parkir luas, toilet, musala, warung |
Waktu Terbaik | Pagi atau sore hari saat kemarau |
Rekomendasi Transportasi Menuju Candi Singosari
Untuk menuju Candi Singosari, pengunjung memiliki beberapa pilihan transportasi yang mudah dan nyaman sesuai kebutuhan perjalanan:
Dari Surabaya:
- Kereta Api: Gunakan KA Penataran atau KA Dhoho jurusan Surabaya–Malang, lalu turun di Stasiun Singosari. Dari stasiun, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan dengan ojek, becak, atau berjalan kaki ke arah Pasar Singosari.
- Bus Antarkota: Tersedia bus reguler jurusan Surabaya–Malang yang berhenti di Pasar Singosari, lokasi candi hanya beberapa menit dari sana.
- Travel atau Shuttle: Banyak layanan travel dari Surabaya menuju Malang, seperti travel Malang Surabaya (PP) dari makuta travel yang bisa mengantar hingga area Singosari. Pilihan ini cocok untuk perjalanan cepat dan nyaman.
- Mengikuti Paket Tour: Bagi anda yang ingin mengunjungi beberapa lokasi wisata sekaligus dalam satu rangkaian perjalanan anda bisa memilih layanan paket tour malang. Pilihan ini sangat tepat bagi anda yang tidak ingin repot memesan kendaraan dan mengatur waktu karena semua perjalanan sudah tersusun rapi dalam itenary paket.
Saat Berada di Malang:
Pengunjung dapat menggunakan layanan sewa mobil harian untuk menjelajahi beberapa destinasi sekaligus.
Bagi wisatawan solo atau berpasangan, tersedia banyak penyewaan motor di pusat kota Malang yang bisa digunakan untuk rute mandiri ke Candi Singosari.
Untuk Rombongan Wisata:
Disarankan menggunakan jasa sewa bus pariwisata, baik dari Surabaya maupun Malang. Selain lebih efisien untuk perjalanan bersama, layanan bus wisata biasanya sudah mencakup pengemudi berpengalaman serta fasilitas kenyamanan bagi seluruh peserta tur.
Menjelajahi Warisan Singosari
Jaringan Candi Kerajaan
Candi Singosari merupakan bagian dari lanskap spiritual kerajaan. Candi-candi lain yang berkaitan:
- Candi Jago – tempat pendharmaan Wisnuwardhana, ayah Kertanegara.
- Candi Kidal – untuk Raja Anusapati, dengan relief Garudeya legendaris.
- Candi Sumberawan – stupa Buddha di kaki Gunung Arjuno.
- Candi Jawi – pendharmaan lain untuk Kertanegara di Pasuruan.
Semua ini membentuk peta spiritual Dinasti Singosari di kawasan Malang dan sekitarnya.
Destinasi Wisata Sekitar
- Pemandian Ken Dedes – situs legenda Ken Arok dan Ken Dedes.
- Museum Singhasari – koleksi arkeologi dan etnografi kerajaan.
- Kebun Teh Wonosari – agrowisata berhawa sejuk.
- Hawai & Tirtasani Waterpark – wisata keluarga modern dekat Singosari.
Baca Juga: Paket Wisata Bromo dari Cakra Birawa Tour
Jelajahi Candi Singosari Bersama Cakra Birawa Tour
Ingin berkunjung ke Candi Singosari tanpa repot mengatur transportasi?
Percayakan perjalanan Anda bersama Cakra Birawa Tour, penyedia jasa sewa mobil di Malang terpercaya.
Kami menyediakan berbagai pilihan armada—dari city car hingga minibus—dengan pengemudi berpengalaman yang siap menemani Anda menjelajahi destinasi sejarah, wisata alam, hingga kuliner khas Malang.